Senin, 26 September 2011

Sekilas Tentang Desa Wakan



Desa Wakan adalah salah satu desa yang unik karena hanya memiliki satu agama dan hanya satu gereja pula!! yaitu "KGPM". Nama gerejanya KGPM "Wale Pinaesaan e Wakan". Ada alasannya kenapa sampai sekarang  di desa Wakan masih tetap satu gereja, itu dikarenakan KGPM lahir di desa Wakan. Masih banyak alasan lagi kenapa di sana masih tetap satu gereja antara lain, karena orang wakan suka akan kerukunan, kebersamaan, dan menghargai nilai sejarah. Desa Wakan hanya memiliki 6 jaga.

Nama-nama pejabat desa :

Kepala Desa : Johny Mawitjere
Kepala Urusan : Umum : Drs. Rocky Rasu
                       Pemerintahan : Lexy Rembet
                       Pembangunan : Rudi Mawitjere
BPD:
Pnt. Joseph Rasu
Suharto Kembuan
Pnt. Olin Bangki Rembet
Pnt. Djelty Lintong Lapian
G.I. Ester Lumantow Moring
Yoppi Lembong
Dkn. Dey Kessek mandang

Kepala Jaga :
Jaga I : Ruddy Moring
Jaga II : Dkn. Aneke Lapian Moring
Jaga III :  Johny Runtuwene
Jaga IV : Dkn. Herry Korua
Jaga V : Yoppy Manintjolor
Jaga VI : Pnt. Hengky Lembong

Meweteng :
I : Amelia Tolandang
II : Deven Moring
III : Susan Mamesah
IV : Butje Siwu
V : Janjte Runtuwene
VI : Meidy Lintong

Fungsi Arsitektur (Broadbent)

1. Artistik Form (Fungsi Bentuk Artistik)
Dalam kategori ini arsitektur dianggap sebagai bentukan seni, sehingga arsitektur, yang fungsional, diartikan sebagai suatu bentukan yang artistik dan memi­liki nilai-nilai keindahan. Kategori ini dapat disejajar­kan dengan kategori aesthetic function yang dikemukakan oleh beberapa tokoh yang lain.
Jadi dapat diambil patokan secara empirikal bahwa suatu bangunan harus mempunyai fungsi estetika untuk memperindah suatu karya arsitektur agar dapat dinikmati.
2. Container (Fungsi Perwadahan)
Pengertian container ini lebih mengacu atau mengarah pada fungsi perwadahan aktivitas. Dalam arti bahwa, bentukan arsitektur yang fungsional, secara fisik adalah  suatu yang mampu mewadahi suatu kegiatan /aktivitas tertentu, sehingga penikmat dapat merasa aman dan nyaman.
3. Climatic Modifier (Fungsi Modifikasi/Kontrol Iklim)
Dalam kategorinya, pengertian fungsi ini lebih menunjuk bahwa bentukan arsitektur yang fungsional itu diartikan sebagai bangunan yang mampu mengantisipasi, mengontrol dan beradaptasi dengan lingkungan fisiknya, dalam hal ini adalah aspek iklim yang berlaku disekitar­nya. arsitektur harus dapat menyesuaikan diri secara klimatologis dalam lingkungannya. Karena kehadirannya menuntut fungsionalisasinya dari berbagai aspek termasuk iklim.
4. Environmental Filter (Fungsi Filter Lingkungan)
Dalam pengertiannya ialah, bangunan/arsitektur berfungsi juga sebagai media filterisasi lingkungan. Lingkungan di sini bukan hanya bersifat fisik, tapi juga berupa lingkungan sosial. Kategori ini juga mengandung pengertian bahwa arsitektur yang fungsional itu harus mampu beradaptasi dengan lingkungannya, dengan cara mengikutsertakan karakteristik-karakteristik dominan yang biasanya berlaku dalam lingkungann tersebut. Dalam hal ini, kehadiran suatu bentukan arsitektural pada lingkun­gan tertentu, seyogyanya harus mampu memberikan nilai tambah dalam hal peningkatan kualitas lingkungan terse­but, tentu saja ada upaya-upaya menyaring aspek-aspek negatif dan memanfaatkan aspek-aspek positif yang ada, bahkan meningkatkannya. Filter lingkungan sangat diperlukan dalam peninjauan arsitektural terhadap perilaku manusia sekitar, karena tanggapan atau reson masyarakat akan sangat berbeda bila fungsi filter lingkungan ini kurang berjalan dengan baik.
5. Behaviour Modifier (Fungsi Pembentuk Perilaku)
Dalam kajian perilaku ini  arsitektur atau bangunan harus berfungsi sebagai pembentuk perilaku. Dalam tautan ini diyakini, bahwa setiap olahan dalam suatu bentukan arsitektur pada gilirannya akan mampu memodifikasi, membentuk bahkan memanipulasi tingkah laku seseorang yang secara aktif berinteraksi dengan bentukan arsitektur tersebut.
6. Capital Investment (Fungsi Investasi Modal)
Pengertiannya disini, arsitektur berfungsi sebagai suatu investasi modal, yang mengartikan bahwa adanya semacam tujuan untuk memperoleh manfaat atau nilai tambah tertentu atau keuntungan. Investasi  yang dimaksud adalah sebagai suatu upaya pemanfaatan sumber daya, baik modal uang, alat dan tenaga untuk menghasilkan keuntungan tertentu. Keuntungan yang dimaksud dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu :
a. Keuntungan Profit
b. Keuntungan Benefit 

Metafora dalam arsitektur

Istilah metafora berasal dari bahasa Yunani metapherein (Latin: metafora, Inggris: metaphor, Perancis: metaphore).  ”Meta” dapat diartikan sebagai memindahkan atau berhubungan dengan perubahan. ”pherein” berarti mengandung atau memuat.  Jadi secara etimologi, metafora dapat diartikan sebagai pemindahan makna yang dikandungnya kepada obyek atau konsep lain sehingga makna tersebut terkandung pada obyek yang dikenakan baik melalui perbandingan langsung maupun analogi. Arti leksikal dari Metafora adalah kiasan. Pengertian lain adalah looking at the abstraction (melihat hubungan antar hal secara abstrak).

Secara  epistemologis, sesuai dengan pengertiannya, metaphor dalam arsitektur dilakukan dengan cara displacement of concept (Schon, 1963,1967),  yaitu dengan mentransfer konsep suatu obyek pada obyek lain sehingga mempermudah pemahaman lewat perbandingan yang lebih sederhana.
Secara Aksiologis, sejarah mencatat bahwa tanda-tanda penggunaan metaphor dalam karya arsitektur sesungguhnya telah lama ada. Kualitas arsitektur piramida secara estetis dan struktural menjadi simbol bangsa Mesir Kuno akan keyakinan tentang keabadian. Bangsa Yunani membedakan penggunaan  tiang dorik dan ionik sebagai perwujudan pemujaan berdasar gender, Gothic dengan konsep kesemerawangan kulit bangunan menjadi sebuah standar bagi gereja untuk mewujudkan suasana kehadiran Tuhan dalam perwujudan cahaya, dan masih banyak lagi contoh bangunan pada jaman pra modern yang sarat dengan simbol-simbol  metaphorik
Anthony C. Antoniades yang disebut tindakan metaphora adalah:
(1) usaha untuk memindah-rujukan dari satu subyek (konsep) atau obyek) ke subyek yang lain.
(2) Usaha untu melihat' sebuah subyek (konsep) atau obyek) sebagaimana jika subyek tadi berupa subyek lain.
(3) Memindahkan pusat perhatian kita dari suatu hal (area of concentration or one inquiry) ke hal yang lain.