Senin, 26 September 2011

Pendekatan Fenomenologi

Postmodernisme pada umumnya ditandai dengan adanya paradigma teorikal, atau framework ideological, dimana strukturnya masih didebat. Paradigma utama yaitu : Phenomenology, Aesthetic of the sublime, Linguistic theory, Marxism, Feminism.
Satu aspek dari interdisipliner ini yaitu kebenaran dari teori arsitektur pada metode filosofi yang dikenal dengan nama phenomenology. Yaitu bahwa ancaman filosofikal ini berdasarkan pada kebiasaan postmodern melalui, tempat, pandangan, dan pembuatan yang kadangkala terlihat berlebihan dan tak dapat dipertanyakan.
Pemilkiran phenomenology arsitektur telah mulai untuk tidak menempatkan formalitas dan bergantung pada landwork. Phenomenology mengkritik logika dari ilmuwan, yang melalui pemikiran positif telah di elevasikan dan tidak diberi nilai, tampil seperti postmodernist yang berpikir lang menjadi modernity dengan hanya sedikit keinginan yang antusias.
Salah satu dari phenomenological yang sangat berpengaruh bagi arsitektur yaitu “Building Dwelling Thinking” dimana Heidegger menuliskan hubungan antara bangunan dan tempat tinggal, manusia, kontruksi dan sparing.
Christian Norberg-Schulz mendebati potensi arsitektur untuk mendukung tempat tinggal :
“tujuan utama dari arsitektur adalah untuk membuat dunia terlihat. Ia membuat hal ini sebagai sebuah benda, dan dunia yang dibawanya kepermukaan terdiri dari apa yang didapatkannya.”

  Memberi perhatian terhadap ‘ruang yang konkrit’ melalui seluruh tempat.
  Aspek tektonik dari arsitektur memainkan sebuah  peran, terutama detail yang konkrit (“jelaskan lingkungan dan buatlah karakter tersebut memanifestasi.”)
  Pusat perhatiannya adalah pada segala hal yang bisa diserap oleh indera (gejala-gejala).

Fenomenologi adalah sebuah studi dalam  bidang filsafat yang mempelajari manusia sebagai sebuah fenomena. Ilmu fenomonologi dalam filsafat biasa dihubungkan dengan ilmu hermeneutik, yaitu ilmu yang mempelajari arti daripada fenomena ini.
Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Johann Heinrich Lambert (1728 - 1777), seorang Filsuf jerman. Dalam bukunya Neues Organon (1764). ditulisnya tentang ilmu yang tak nyata.
Dalam pendekatan sastra, fenomenologi memanfaatkan pengalaman intuitif atas fenomena, sesuatu yang hadir dalam refleksi fenomenologis, sebagai titik awal dan usaha untuk mendapatkan fitur-hakekat dari pengalaman dan hakekat dari apa yang kita alami. G.W.F Hegel dan Edmund Husserl adalah dua tokoh penting dalam pengembangan pendekatan filosofis ini.


Fenomenologi (phenomenology) adalah sebuah cara mendekati realitas yang pertama kali dirumuskan secara sistematis oleh Edmund Husserl.  Cita-cita dasarnya adalah menjadikan fenomenologi sebagai ilmu tentang kesadaran (science of consciousness). Dalam arti ini fenomenologi adalah “sebuah upaya untuk memahami kesadaran sebagaimana dialami dari sudut pandang orang pertama.”Fenomenologi sendiri secara harafiah berarti refleksi atau studi tentang suatu fenomena (phenomena). Fenomena adalah segala sesuatu yang tampak bagi manusia. Fenomenologi terkait dengan pengalaman subyektif (subjective experience) manusia atas sesuatu. Dalam hidup sehari-hari, orang sebenarnya telah melakukan praktek fenomenologi, ketika mereka melakukan proses refleksi, yakni proses bertanya pada dirinya sendiri.
dengan demikian fenomenologi adalah sebuah cara untuk memahami kesadaran yang dialami oleh seseorang atas dunianya melalui sudut pandangnya sendiri. Jelas saja pendekatan ini amat berbeda dengan pendekatan ilmu-ilmu biologis ataupun positivisme.[ Ilmu-ilmu biologis ingin memahami cara kerja kesadaran melalui unsur biologisnya, yakni otak. Dalam arti ini mereka menggunakan sudut pandang orang ketiga, yakni sudut pandang pengamat. Kesadaran bukanlah fenomena mental, melainkan semata fenomena biologis. Sebaliknya fenomenologi menggunakan pendekatan yang berbeda, yakni dengan “melihat pengalaman manusia sebagaimana ia mengalaminya, yakni dari sudut pandang orang pertama.”

  

Organisasi Ruang

Ching menunjukkan adanya lima macam organisasi ruang, yakni;
organisasi terpusat;
  • Organisasi terpusat
Merupakan komposisi terpusat dan stabil yang terdiri dari sejumlah ruang sekunder, dikelompokkan mengeIiIingi sebuah ruang pusat yang luas dan dominan. Ruang pemersatu terpusat pada umumnya berbentuk teratur dan ukurannya cukup besar untuk menggabungkan sejumlah ruang sekunder di sekelilingnya. Ruang-ruang sekunder dan suatu organisasi mungkin setara satu sama lain dalam fungsi, bentuk dan ukuran. Menciptakan suatu konfigurasi keseluruhan yang secara geometnis teratur dan simetris terhadap dua sumbu atau lebih. Ruang-ruang sekunder mungkin berbeda satu sama lain dalam hal bentuk atau ukurannya sebagai tanggapan terhadap:
• kebutuhan akan fungsi.
• menunjukkan kepentingan relatif.
• lingkungan sekitar.
• kondisi tapak.
Pola sirkuIasi dan pergerakan dalam suatu organisasi terpusat mungkin berbentuk radial, loop, atau spiral.
Hampir dalam setiap kasus pola tersebut akan berakhir di dalam atau di sekeliling ruang pusat.
 
  • organisasi linier
Organisasi linier pada dasarnya terdiri dari sederetan ruang. Ruang-ruang ini dapat berhubungan secara langsung satu dengan yang lain atau dihubungkan melalui ruang linier yang berbeda dan terpisah. Organisasi linier biasanya terdiri dan ruang-ruang yang berulang, serupa dalam ukuran, bentuk, dan fungsi. Ruang-ruang yang secara fungsional atau simbolis penting keberadaannya terhadap organisasi dapat berada di manapun sepanjang rangkaian linier. Derajat kepentingannya ditegaskan melalui ukuran, bentuk, maupun lokasinya.    
  • organisasi radial
Organisasi ruang radial memadukan unsur-unsur organisasi terpusat dan linier. Organisasi ini terdiri dari ruang pusat yang dominan di mana sejumlah organisasi linier berkembang menurut arah jari-jarinya.
Apabila suatu organisasi terpusat adalah sebuah bentuk yang introvert yang memusatkan pandangannya ke dalam ruang pusatnya, maka sebuah organisasi radial adalah sebuah bentuk yang ekstrovert yang mengembang keluar Iingkupnya.
                 
  • organisasi cluster
Adalah suatu organisasi dalam bentuk kelompok. Biasanya organisasi ini mempunyai ciri dengan cara pendekatan secara fisik untuk menghubungkan ruang yang satu dengan yang lainnya. Organisasi seperti ini memiliki ruang yang berulang atau sejenis dan memiliki sifat visual yang umum pada orientasi dan wujudnya. organisasi sperti ini juga dapat menerima ruang-ruang yang berlainan ukuran, bentuk dan fungsinya.


  • Organisasi grid.
Sebuah grid diciptakan oleh dua pasang garis sejajar yang tegak lurus yang membentuk sebuah pola titik-titik teratur pada pertemuannya. Apabila diproyeksikan dalam dimensi-ketiga, maka pola grid berubah menjadi satu set unit ruang modular berulang.
Suatu grid di dalam arsitektur paling sering dibangun oleh sistem struktur rangka dari kolom dan balok. Kekuatan mengorganisir suatu grid dihasilkan dari keteraturan dan kontinultas pola-polanya. Pola-pola ini membuat satu set atau daerah titik-titik dan garis-garis referensi yang stabiI dalam ruang-ruang organisasi grid.

Apa kata TUHAN tentang CINTA???


1.Cinta adalah pencipta keindahan terhebat (Tim 2:9-10)
2.Cinta adalah suatu wujud keinginan;dalam niat dan tindakan (1 Yoh 3:18)
3.Cinta harus menjadi dasar dari segala sesuatu (1 Kor 13:3)
4.Rumus untuk mencapai hubungan yang sukses:Perlakukan semua bencana seperti masalah sepele, tetapi jangan pernah memperlakukan masalah sepele seperti sebuah bencana. (Filipi 4:5)
5.Tidak ada yang dapat mengimbangi besarnya nilai kenangan bersama: kenangan melalui masa sulit bersama (2 Tim 1:2-3)
6.Kita dapat menjaga kehidupan cinta kita bila menjadikannya sebagai prioritas dalam kehidupan kita. (Kid 4:16)
7.Cinta selalu percaya akan adanya mukjizat. (Roma 8:28)
8.Cinta membuat segala sesuatu menjadi ringan. (Mat 11:28)
9.Ketika cinta harus menanggung sesuatu, ia tidak akan dianggap sebagai beban. (Mat 11:30)
10.Cinta memberikan segala - galanya dengan tidak mengharapkan balasan.(Yoh 3:16)
11.Cinta kekanak-kanakan berkata: "Aku mencintaimu karena aku membutuhkanmu." Cinta dewasa berkata: "Aku membutuhkanmu karena aku mecintaimu." (1 Yoh 3:16)
12.Cinta memang benar seperti yang terdengar,terlihat,tertulis, dan dibicarakan banyak orang. Cinta patut diperjuangkan dengan mempertaruhkan semua yg ada untuk mendapatkannya. (1 Yoh 3:1)
13.Cinta adalah suatu pencarian (Gal 5:14)
14.Kebiasaan terlihat indah di dalam cinta. (2 Kor 8:12)
15.Keuntungan cinta pada pandangan pertama adalah memperlambat pandangan yang kedua. (Roma 5:8)
16.Cinta adalah satu-satunya gairah yang memasukkan kebahagiaan orang lain dalam mimpinya. (Yoh 14:1-3)
17.Cinta adalah satu-satunya usaha yang sangat boros:meskipun cinta itu diberikan,dibuang,disebarkan,dikosongkan dari perbendaharaan anda, anda akan memiliki lebih banyak dari semula. (Luk 6:38)
18.Untuk mencintai seseorang, kita hanya dapat megharapkan kebaikan baginya. (1 Kor 10:24)
19.Cinta mengubah semua hati yang keras menjadi lembut. (Roma 8:6)
20.Kebersamaan menguatkan cinta. (Fil 1:7)
21.Ketidakhadiran mempertajam cinta. (2 Tim 1:4)
22.Cinta adalah apa yang telah kita alami bersama dengan seseorang. (KIS 20:31-32)
23.Hargailah kebajikannya. Jangan terlalu melihat kesalahan-kesalahannya.(Kid 5:16)
24.Bagaimana aku dapat mencintaimu ? Izinkan aku melakukan banyak hal untuk menunjukkan cintaku. (Hosea 3:1)
25.Pembicaraan intim dengan pasangan dapat meringankan beban perjalanan yang penuh dengan tantangan.(Kid 4:1)
26.Pertahankan hal-hal yang sudah disetujui bersama dan rundingkan hal-hal yang dapat dikompromikan. (Filipi 2:4)
27.Cinta bukan hanya saling memandang satu sama lain, namun bersama-sama melihat pada satu tujuan. (KIS 2:44-45)
28.Cinta memenuhi dan menyelesaikan banyak hal ketika salah satu dari pasangan tidak berdaya dan tidak berpengharapan. (Pengkhotbah 4:10)
29.Tidak ada satu bagianpun yang ada padamu yang tidak aku ketahui, tidak kuingat, dan tidak kuinginkan.(Kid 5:2)
30.Tiada hubungan yang tidak bermasalah. (P'khotbah 7:29)
31.Cinta berani mengambil resiko untuk melihat impian pasangan anda menjadi kenyataan. (1 Pet 3:6)
32.Kita dapat memberi tanpa mengasihi, tetapi kita tidak dapat mengasihi tanpa memberi. (Ams 20:22)
33.Cinta memerintah tanpa pedang. Cinta mengikat tanpa tali. (2 Kor 3:17)
34.Anda tidak bisa membuat saya berduka bila saya memiliki cinta. (Roma 8:1-2)
35.Tidak ada yang kalah atau menang dalam suatu konflik, tetapi itu akan menjadi terobosan baru menuju pengertian yg lebih baik satu sama lain.(Roma 13:10)
36."Aku mencintaimu". Itu berarti: "kamu, kamu,kamu dan hanya kamu seorang." (1 Pet 3:7)
37.Pernikahan bagaikan proses pembedahan karena sifat ingin dipuji dari seorang wanita dan sifat mementingkan diri sendiri dari seorang pria diambil tanpa memakai obat bius. (1 Kor 13:5)
38.Pernikahan adalah petualangan menuju keintiman, sedangkan keintiman adalah keterbukaan seseorang terhadap yang lain. (Roma 12:9)
39.Tujuan pernikahan bukan untuk mempunyai pikiran yang sama, tetapi bagaimana supaya berpikir secara bersama-sama. (Ef 4:3)
40.Pernikahan yang sukses membutuhkan jatuh cinta berulang kali kepada orang yang sama. (1 Pet 1:22)

Mengapa WANITA begitu berarti bagi PRIA


Dia yang diambil dari tulang rusuk. Jika Tuhan memersatukan dua orang yang berlawanan sifatnya, maka itu akan menjadi saling melengkapi.
Dialah penolongmu yang sepadan, bukan lawan yang sepadan. Ketika pertandingan dimulai, dia tidak berhadapan denganmu untuk melawanmu, tetapi dia akan berada bersamamu untuk berjaga-jaga di belakang saat engkau berada di depan, atau segera mengembalikan bola ketika bola itu terlewat olehmu, dialah yang akan menutupi kekuranganmu.

Dia ada untuk melengkapi yang tak ada dalam laki-laki: perasaan, emosi, kelemahlembutan, keluwesan, keindahan, kecantikan, rahim untuk melahirkan, mengurusi hal-hal yang kadang dianggap sepele.. hingga ketika kau tidak mengerti hal-hal itu, dialah yang akan menyelesaikan bagiannya... sehingga tanpa kau sadari ketika menjalankan sisa hidupmu... kau menjadi lebih kuat karena kehadirannya di sisimu.

Jika ada makhluk yang sangat bertolak belakang, kontras dengan lelaki, itulah perempuan. Jika ada makhluk yang sanggup menaklukkan hati hanya dengan sebuah senyuman, itulah perempuan.

Ia tidak butuh argumentasi hebat dari seorang laki-laki... tetapi ia butuh jaminan rasa aman darinya karena ia ada untuk dilindungi.. .. tidak hanya secara fisik tetapi juga emosi. Ia tidak tertarik kepada fakta-fakta yang akurat, bahasa yang teliti dan logis yang bisa disampaikan secara detail dari seorang laki-laki, tetapi yang ia butuhkan adalah perhatiannya. .. kata-kata yang lembut... ungkapan-ungkapan sayang yang sepele... namun baginya sangat berarti... membuatnya aman di dekatmu....

Batu yang keras dapat terkikis habis oleh air yang luwes, sifat laki-laki yang keras ternetralisir oleh kelembutan perempuan. Rumput yang lembut tidak mudah tumbang oleh badai dibandingkan dengan pohon yang besar dan rindang... seperti juga di dalam kelembutannya di situlah terletak kekuatan dan ketahanan yang membuatnya bisa bertahan dalam situasi apapun.

Ia lembut bukan untuk diinjak, rumput yang lembut akan dinaungi oleh pohon yang kokoh dan rindang. Jika lelaki berpikir tentang perasaan perempuan, itu sepersekian dari hidupnya.... tetapi jika perempuan berpikir tentang perasaan lelaki, itu akan menyita seluruh hidupnya...

Karena perempuan diciptakan dari tulang rusuk laki- laki, karena perempuan adalah bagian dari laki-laki... apa yang menjadi bagian dari hidupnya, akan menjadi bagian dari hidupmu. Keluarganya akan menjadi keluarga barumu, keluargamu pun akan menjadi keluarganya juga. Sekalipun ia jauh dari keluarganya, namun ikatan emosi kepada keluarganya tetap ada karena ia lahir dan dibesarkan di sana .... karena mereka, ia menjadi seperti sekarang ini. Perasaannya terhadap keluarganya, akan menjadi bagian dari perasaanmu juga... karena kau dan dia adalah satu.... dia adalah dirimu yang tak ada sebelumnya

Proses bentukan arsitektur

Geoffrey Broadbent (1973) berpendapat bahwa dalam mengembangkan bentuk Arsitektural biasanya menggunakan 4 cara yang spesifik, yang dalam hal ini bisa juga dikatakan sebagai 4 kategori proses desain arsitektural dalam versi Broadbent. Keempat cara ini terdiri dari :
-          Desain Pragmatis ( Pragmatic Design )
-          Desain Ikonis ( Iconic Desain )
-          Desain dengan Analogi ( Design by Analogy )
-          Desain Kanonis ( Canonic Design )

  • Pragmatis desain
Penciptaan bentuk 3 dimensional atau proses desain secara pragmatis, mengacu pada proses coba-coba ( trial and error ), dengan memanfaatkan berbagai sumber daya  ( material ) yang ada sedemikian rupa memenuhi maksud yang ingin dicapai.      Oleh Broadbent , proses desain secara pragmatis ini dipandang sebagai cara pertama yang dilakukan manusia dalam menciptakan suatu karya arsitektural. Sekalipun demikian metode pragmatis ini tetap dipergunakan juga dimasa sekarang, khususnya dalam kaitan dengan upaya pemanfaatan material-material baru.Teknologi konstruksi yang baru juga sering didasari pada proses pragmatis ini.
  • Iconic Design
Setelah suatu bentuk 3 dimensional berhasil dikembangkan secara pragmatis dan memenuhi kebutuhan ataupun selera pembuatnya , bentukan ini biasanya akan hadir secara terus-menerus dalam rentang waktu yang sangat lama , dan tidak jarang hadir pula diberbagai daerah dan bahkan sangat berjauhan. Istilah arsitektur tradisional dan vernacular atau arsitektur rakyat ( folk arsitektur ), sebenarnya menunjuk pada pemahaman ini. Dengan kata lain , disini kita berhadapan dengan suatu metode yang “baru” dalam hal penciptaan bentuk.      Dalam hal ini bentuk tidak lagi diciptakan secara pragmatis (coba-coba), tetapi dengan cara mengacu ( meniru / menciplak ) bentukan yang telah ada sebelumnya . Peniruan yang berulang-ulang pada akhirnya akan mengakibatkan terbentuknya image dalam masyarakat yang bersangkutan bahwa bentukan tersebut adalah bentukan yang ideal bagi mereka yang perlu dipertahankan . Cara seperti inilah yang disebut dengan proses desain secara ikonis.

  • Analogy Design ( Design By Analogy )
Penciptaan bentukan arsitektural dengan pendekatan analogi , pada dasarnya dapat dijelaskan sebagai upaya desain yang berangkat dari suatu “pengibaratan/ pengandaian”. Dalam hal ini objek ( arsitektur atau elemen arsitektur tertentu ) diibaratkan sebagai suatu hal yang spesifik. Untuk itu perlu dibedakan antara yang dianalogkan dengan analognya. Yang dianalogkan menunjukkan pada objek yang akan didesain, sementara analognya adalah objek yang menjadi sumber pengibaratan. Sebagai contoh, Sidney Opera House karya John Utzon diibaratkan sebagai jajaran perahu layar.Disini Opera house merupakan objek yang dianalogkan, sementara perahu-perahu layar adalah analognya.
Secara historik, proses desain secara analogis ini berkembang sebagai suatu terobosan kreatif dari para desainer dalam menyingkapi monotoni dalam penciptaan bentuk secara ikonik. Pendekatan analogis memungkinkan hadirnya bentukan-bentukan baru yang kreatif dan inovatif serta mempekaya preseden arsitektur.
            Dalam tulisannya , Broadbent sering menyebut Le Corbusier,F.L Wright dan James Stirling sebagai profesional arsitektur yang secara intensif banyak menggunakan pendekatan analogi dalam penciptaan karya-karya mereka.
            Adapun fakta-fakta dalam produk arsitektur masa lampau ( arsitektur vernacular/ tradisional ) yang menunjukkan bukti- bukti histories akan penggunaan metode   ini . Sebagai contoh , desain atap Tongkonan di Tana Toraja sebagai produk analogis bentuk tanduk kerbau atau sosok perahu sebagai analognya .
Dalam pengetahuan teoritis tentang analogi, objek atau hal-hal yang dapat dikembangkan sebagai analog dalam penciptaan bentuk arsitektural, sangatlah bervariasi,menurut Broadbent ada 3 macam analogi yang dikenal :
1.Personal Analogy : Membayangkan dirinya sebagai salah     satu elemen Arsitektur    yang ada.
2.Direct / Straight  Analogy : Analogi langsung berdasarkan kesamaan-kesamaan yang bias diidentifikasikan, diamati   bentuk fisik dari objek arsitektur yang memiliki kemiripan      dengan apa yang ada di jagad raya .
3.Symbolic Analogy : Kesamaan yang lebih bersifat simbolic   (kepala , mata ,    kaki)   .
Dalam Buku Pengantar Arsitektur analogy dibagi menjadi beberapa jenis:
1.Romantic Analogy
  Associaty Analogy   :Dasar kesamaan non fisik tapi berdasarkan asosiasi
  Exageration Analog :Dasar kesamaan yang berlebihan, contoh pola pemukiman   
2. Rationalistic Analogy
                        -Mathematic Analogy
                        -Biological Analogy
                        -Linguistic Analogy
                        -Mechanical Analogy
3.  Problem Solving Analogy
4.  Adhocis Analogy
5.  Analogy Bahasa Pola
6.  Analogy Dramaturgi
  • Canonic Design
Pendekatan perancangan yang didasarkan pada berbagai aspek tertentu seperti aspek geometrika objek, sistem proporsi, modul , tatanan massa yang semuanya mengarah pada keteraturan sebagai dasar perancangan. Pendekatan ini lebih bernuansa intelektual (bandingkan dengan pendekatan analogis yang lebih bersifat intuitif )
Demikianlah keempat cara dasar yang dikenal para designer didalam melakukan kegiatan perancangan , khususnya dalam upaya menciptakan bentukan-bentukan 3 dimensional. Urutan penyebutan keempat tipe desain ini juga mengisyaratkan sikuens historiknya dalam perkembangan peradaban manusia. Lebih dari itu, urutan ini juga mengisyaratkan adanya perkembangan dari intelektualitas yang terkandung didalamnya.
            Sekalipun demikian ini bukan berarti, salah satu atau tipe yang terakhir lebih baik ketimbang yang lain . Bukti historis ini menunjukkan bahwa keempat cara ini sering dilakukan secara kombinatif oleh para arsitek profesional, sekalipun memang salah satu pendekatan cenderung lebih dominan dibandingkan dengan yang lain. 


            (Dari Materi Kuliah Desain Arsitektur V Oleh : Ir. Sonny Tilaar, Msi)

Mimesis

Mimesis pada awalnya berasal dari zaman Yunani kuno, ketika mereka ingin mengkarakterisasikan dasar-dasar alamiah dari lukisan dan pahatan, puisi dan music, tarian dan teater yang pada zaman modern disebut seni. Sebagian dari mereka yang hidup pada zaman itu menyebutnya dengan  istilah mimemata (asal kata : mimema) yang pada akhirnya menghasilkan sebuah karya yang disebut mimesis. Beberapa kata dalam bahasa Yunani kuno sering dihubung-hubungkan dengfan mimesis, diantaranya mimema (imitasi), eikon (image) dan homoioma (mempersamakan) yang menghadirkan suatu pengertian yang lebih luas lagi tentang mimesis. Perbedaan paling mendasar dari teori mimesis terletak di antara mimena dan hal yang nyata/asli. Misalnya sebuah rumah adalah hal yang nyata sedangkan lukisan ataupun pahatan yang menyerupai sebuah rumah adalah sebuah mimena, sesuatu yang seperti rumah tetapi bukan sebuah rumah.      
              Pada saat ini mimesis dikenal dan dihargai sebagai salah satu teori seni yang tertua, hal ini bias dilihat dari peminjaman bentuk, maupun gerakan dari alam yang dijadikan inspirasi dalam karya manusia modern, baik itu dalam bentuk bangunan kuno (misalnya Sphinx di Mesir) dan karya seni tarian yang mengikuti gerak alam, bahkan ilmu bela diri yang mengadaptasi gerakan dari binatang.
              Rudolf Arnhein, berpendapat bahwa bermain dengan peniruan (dalam seni) adalah aspek kehidupan yang menyenangkan, sebuah kondisi yang dapat diterima oleh umum. Dalam perluasannya, ia menetapkan konsep ‘borrowing’ (meminjam) dalam istilah imitasi (peniruan) dalam seni seperti ketika harus meminjam rasa tegang, gejolak hati, dan rasa senenag setelah memenangkan pertarungan, tanpa memperhatikan akibat-akibatnya yang merugikan dan menyakitkan.
            Konsep mimesis melalui imitasi juga menunjukkan adanya ‘borrowing’ (meminjam) dan ‘derivation’ (menjiplak) atau mengambil (sebagian) dari asalnya, bukan seluruhnya. Karena jika hal ini dilakukan, dapat dikategorikan sebagai usaha melakukan copying. Sesuatu yang dianggap ‘inferior’ (merendahkan martabat/derajat) oleh mayoritas gerakan modern estetika murni, sama jeleknya dengan istilah-istilah ‘elektik’dan ‘derivatif’, yang juga dianggap sebagai usaha untuk melarikan diri dari kemampuan melakukan imitasi yang benar.

Mimesis adalah salah satu altennatif dalam perancangan yang menghadirkan kembali rupa awal dengan melakukan perubahan-perubahan sehingga hadirlah sebuah karya yang bcrsifat ganda. Sebuah siluman, sebuah karya yang dapat dikatakan sebagai representasi dari rupa awal, tetapi sekaligus dapat pula dikatakan sebagai sebuah karya original yang benar - benar baru. Pengubahan - pengubahan yang dilakukan bisa berupa penggantian fungsi, pengubahan ukuran, pemindahan posisi dan berbagai teknik pengubahan bentuk arsitektural sehingga melahirkan sebuah karya original yang  tetap memiliki hubungan erat yang tak terpisahkan dengan rupa awal.


      (Dari Materi Kuliah Desain Arsitektur V Oleh : Ir. Sonny Tilaar, Msi)

Semiotik arsitektur

Semiotik (semiotic) adalah teori tentang pemberian ‘tanda’. Secara garis besar semiotik digolongkan menjadi tiga konsep dasar, yaitu semiotik pragmatik (semiotic pragmatic), semiotik sintatik (semiotic syntactic), dan semiotik semantik (semiotic semantic)
Semiotik Pragmatik (semiotic pragmatic)
Semiotik Pragmatik menguraikan tentang asal usul tanda, kegunaan tanda oleh yang menerapkannya, dan efek tanda bagi yang menginterpretasikan, dalam batas perilaku subyek. Dalam arsitektur, semiotik prakmatik merupakan tinjauan tentang pengaruh arsitektur (sebagai sistem tanda) terhadap manusia dalam menggunakan bangunan. Semiotik Pragmatik Arsitektur berpengaruh terhadap indera manusia dan perasaan pribadi (kesinambungan, posisi tubuh, otot dan persendian). Hasil karya arsitektur akan dimaknai sebagai suatu hasil persepsi oleh pengamatnya, hasil persepsi tersebut kemudian dapat mempengaruhi pengamat sebagai pemakai dalam menggunakan hasil karya arsitektur. Dengan kata lain, hasil karya arsitektur merupakan wujud yang dapat mempengaruhi pemakainya.
Semiotik Sintaktik (semiotic syntactic)
Semiotik Sintaktik menguraikan tentang kombinasi tanda tanpa memperhatikan ‘makna’nya ataupun hubungannya terhadap perilaku subyek. Semiotik Sintaktik ini mengabaikan pengaruh akibat bagi subyek yang menginterpretasikan. Dalam arsitektur, semiotik sintaktik merupakan tinjauan tentang perwujudan arsitektur sebagai paduan dan kombinasi dari berbagai sistem tanda. Hasil karya arsitektur akan dapat diuraikan secara komposisional dan ke dalam bagian-bagiannya, hubungan antar bagian dalam keseluruhan akan dapat diuraikan secara jelas.
Semiotik Semantik (semiotic semantic)
Semiotik Sematik menguraikan tentang pengertian suatu tanda sesuai dengan ‘arti’ yang disampaikan. Dalam arsitektur semiotik semantik merupakan tinjauan tentang sistem tanda yang dapat sesuai dengan arti yang disampaikan. Hasil karya arsitektur merupakan perwujudan makna yang ingin disampaikan oleh perancangnya yang disampaikan melalui ekspresi wujudnya. Wujud tersebut akan dimaknai kembali sebagai suatu hasil persepsi oleh pengamatnya. Perwujudan makna suatu rancangan dapat dikatakan berhasil jika makna atau ‘arti’ yang ingin disampaikan oleh perancang melalui rancangannya dapat dipahami dan diterima secara tepat oleh pengamatnya, jika ekspresi yang ingin disampaikan perancangnya sama  dengan persepsi pengamatnya.
           Peirce mengemukakan teori segitiga makna atau triangle meaning yang terdiri dari tiga elemen utama, yakni tanda (sign), object, dan interpretant.
Tanda adalah sesuatu yang berbentuk fisik yang dapat ditangkap oleh panca indera manusia dan merupakan sesuatu yang merujuk (merepresentasikan) hal lain di luar tanda itu sendiri. Tanda menurut Peirce terdiri dari Simbol (tanda yang muncul dari kesepakatan), Ikon (tanda yang muncul dari perwakilan fisik) dan Indeks (tanda yang muncul dari hubungan sebab-akibat). Sedangkan acuan tanda ini disebut objek.
Objek atau acuan tanda adalah konteks sosial yang menjadi referensi dari tanda atau sesuatu yang dirujuk tanda.
Interpretant atau pengguna tanda adalah konsep pemikiran dari orang yang menggunakan tanda dan menurunkannya ke suatu makna tertentu atau makna yang ada dalam benak seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda.Hal yang terpenting dalam proses semiosis adalah bagaimana makna muncul dari sebuah tanda ketika tanda itu digunakan orang saat berkomunikasi.
Contoh:  Saat seorang gadis mengenakan rok mini, maka gadis itu sedang mengomunikasi mengenai dirinya kepada orang lain yang bisa jadi memaknainya sebagai simbol keseksian.  Begitu pula ketika Nadia Saphira muncul di film Coklat Strowberi dengan akting dan penampilan fisiknya yang memikat, para penonton bisa saja memaknainya sebagai icon wanita muda cantik dan menggairahkan.
Bidang terapan semiotik
Pada prinsipnya jumlah bidang terapan semiotika tidaklah terbatas. Bidang semiotika ini sendiri bisa berupa proses komunikatif yang tampak lebih alamiah dan spontan hingga pada sistem budaya yang lebih kompleks.19 bidang yang bisa dipertimbangkan sebagai bahan kajian ilmiah Semiotika menurut Eco antara lain :
1. Semiotika binatang (zoomsemiotic)
2. Tanda – tanda bauan (olfactory signs)
3. Komunikasi rabaan (tactile communication)
4. Kode – kode cecapan (code of taste)
5. Paralinguistik (paralinguistics)
6. Semiotika medis (medical semiotics)
7. Kinesik dan proksemik (kinesics and proxemics)
8. Kode – kode musik (musical codes)
9. Bahasa – bahasa yang diformalkan (formalized languages)
10. Bahasa tertulis, alfabet tidak dikenal, kode rahasia (written languages, unknown alphabets, secret codes)
11. Bahasa alam (natural languages)
12. Komunikasi visual (visual communication)
13. Sistem objek (system of objects)
14. Struktur alur (plot structure)
15. Teori teks (text theory)
16. Kode – kode budaya (culture codes)
17. Teks estetik (aesthetic texts)
18. Komunikasi Massa (mass comunication) 
19. Retorika (rhetoric)


            (Dari Materi Kuliah Desain Arsitektur V Oleh : Ir. Sonny Tilaar, Msi)

Bangunan multi fungsi/Mixed use building

Dalam konteks urban, bangunan tinggi multi fungsi, dikenal  dengan istilah "mixed-use building" adalah  suatu bangunan yang mengakomodasi beberapa fungsi sekaligus, umum­nya fasilitas komersial yang meliputi mall, per­kantoran. perbankan, perhotelan, kondominium, apartemen, rekreasi, auditorium, sineplex, studio radio/TV, ruang observasi dan restoran, parkir.  Kesemua fungsi tadi disusun secara vertical dalam wujud suatu bangunan tinggi untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, menciptakan citra (image) dan identitas spesifik serta integrasi maksimal semua elemen system dalam bangunan.
Tujuan utama dari mixed use building ini adalah menuju  bangunan tinggi sebagai sinergi antar multi fungsi, dimana semua fasilitas yang dirancang sebagai sumber pendapatan harus saling mendukung dan melengkapi dengan menghindari kompetisi antar fasilitas sehingga secara kolaboratif dapat memberikan kontribusi pendapatan yang baik.

Penerapan bangunan tinggi ini diutamakan  pada area lahan strategis yang hanya menempati lahan yang relative kecil, umumnya di pusat kota. Pengalamam empiris pada beberapa kota, implementasi konsep mixed-use dapat merupakan strategi yang tepat untuk menggerakkan momentum revitalisasi kota, terutama pada beberapa bagian kota yang cenderung tertinggal ( declining area).


            (Dari Materi Kuliah Desain Arsitektur V Oleh : Ir. Sonny Tilaar, Msi)



                    

Bangunan Capital Investment

2.2 Aspek-aspek desain bangunan capital investment
Bangunan capital investment atau bangunan komersial adalah bangunan yang mewadahi berbagai  fungsi komersial seperti perdagangan, ruang kantor sewa, hotel, dan lain­lain. Sesuai jenisnya, bangunan komersial merupakan bangunan yang direncanakan dan dirancang untuk mendatangkan keuntungan bagi pemilik maupun penggunanya. Atas dasar pemikiran ini, perancangan bangunan komersial harus mempertimbangkan sembilan aspek, yaitu:
a.  Karakter/citra (brand image)
Bangunan komersial yang dirancang dengan karakter atau citra yang kuat akan meningkatkan daya tarik kunjungan konsumen.

a.  Nilai ekonomis bangunan
Salah satu syarat penting yang harus dipenuhi oleh bangunan komersial adalah efisiensi. Kata efisiensi erat kaitannya dengan aspek ekonomi.
b.   Lokasi strategis
Tujuan bangunan komersial direncanakan secara umum adalah agar banyak dikunjungi konsumen. Oleh karenanya, pemilihan lokasi menjadi salah satu pertimbangan penting untuk mencapai maksud tersebut.
c.   Prinsip keamanan bangunan
Sebagai bangunan publik, bangunan komersial harus dirancang dengan berbagai fasilitas keselamatan  bangunan. Secara umum, fasilitas keamanan bangunan dibedakan menjadi safety (keselamatan) dan security' (keamanan).
d.  Prinsip kenyamanan bangunan
Untuk mendukung maksud ini, bangunan komersial sebaiknya dirancang dengan kelengkapan kenyamanan bangunan seperti:
1.  Kenyamanan thermal.
2.  Kenyamanan pencahayaan.
  3. Kenyamanan audio.
  4. Kenyamanan sirkulasi dalarn bangunan.
f.   Kebutuhan jangka panjang
Rancangan bangunan mudah disesuaikan dengan kebutuhan jangka panjang untuk mengantisipasi dinamika perubahan tuntutan masyarakat.
g.     Kondisi, potensi dan karakter kawasan
Terjadi kesesuaian antara kegiatan pada bangunan komersial dengan   kondisi, potensi dan karakter kawasan yang akan dikembangkan.
h.       Kondisi sosial budaya masyarakat
      Keberadaan bangunan diterima secara sosial, budaya dan psikologis oleh masyarakat sekitar.
i.        Perkembangan teknologi
Rancangan bangunan dapat mengaplikasikan perkembangan tekno­logi bangunan modern.

Tentang Arsitektur


Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Pantheon, Roma
Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro yaitu perencanaan kotaperancangan perkotaanarsitektur lansekap, hingga ke level mikro yaitu desain bangunandesain perabot dan desain produk. Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut.

Ruang lingkup dan keinginan

Menurut Vitruvius di dalam bukunya De Architectura (yang merupakan sumber tertulis paling tua yang masih ada hingga sekarang), bangunan yang baik haruslah memilik Keindahan / Estetika (Venustas), Kekuatan (Firmitas), dan Kegunaan / Fungsi (Utilitas); arsitektur dapat dikatakan sebagai keseimbangan dan koordinasi antara ketiga unsur tersebut, dan tidak ada satu unsur yang melebihi unsur lainnya. Dalam definisi modern, arsitektur harus mencakup pertimbangan fungsi, estetika, dan psikologis. Namun, dapat dikatakan pula bahwa unsur fungsi itu sendiri di dalamnya sudah mencakup baik unsur estetika maupun psikologis.
Arsitektur adalah bidang multi-dispilin, termasuk di dalamnya adalah matematikasainsseniteknologihumaniorapolitiksejarahfilsafat, dan sebagainya. Mengutip Vitruvius, "Arsitektur adalah ilmu yang timbul dari ilmu-ilmu lainnya, dan dilengkapi dengan proses belajar: dibantu dengan penilaian terhadap karya tersebut sebagai karya seni". Ia pun menambahkan bahwa seorang arsitek harus fasih di dalam bidang musik, astronomi, dsb. Filsafat adalah salah satu yang utama di dalam pendekatan arsitektur. Rasionalisme,empirisismefenomenologi strukturalismepost-strukturalisme, dan dekonstruktivisme adalah beberapa arahan dari filsafat yang memengaruhi arsitektur.

Teori dan praktik

Pentingnya teori untuk menjadi rujukan praktik tidak boleh terlalu ditekankan, meskipun banyak arsitek mengabaikan teori sama sekali. Vitruvius berujar: "Praktik dan teori adalah akar arsitektur. Praktik adalah perenungan yang berkelanjutan terhadap pelaksanaan sebuah proyek atau pengerjaannya dengan tangan, dalam proses konversi bahan bangunan dengan cara yang terbaik. Teori adalah hasil pemikiran beralasan yang menjelaskan proses konversi bahan bangunan menjadi hasil akhir sebagai jawaban terhadap suatu persoalan. Seorang arsitek yang berpraktik tanpa dasar teori tidak dapat menjelaskan alasan dan dasar mengenai bentuk-bentuk yang dia pilih. Sementara arsitek yang berteori tanpa berpraktik hanya berpegang kepada "bayangan" dan bukannya substansi. Seorang arsitek yang berpegang pada teori dan praktik, ia memiliki senjata ganda. Ia dapat membuktikan kebenaran hasil rancangannya dan juga dapat mewujudkannya dalam pelaksanaan". Ini semua tidak lepas dari konsep pemikiran dasar bahwa kekuatan utama pada setiap Arsitek secara ideal terletak dalam kekuatan idea.

Sejarah

Untuk lebih jelas lihat artikel utama: Sejarah arsitektur
Arsitektur lahir dari dinamika antara kebutuhan (kebutuhan kondisi lingkungan yang kondusif, keamanan, dsb), dan cara (bahan bangunan yang tersedia dan teknologi konstruksi). Arsitektur prasejarah dan primitif merupakan tahap awal dinamika ini. Kemudian manusia menjadi lebih maju dan pengetahuan mulai terbentuk melalui tradisi lisan dan praktik-praktik, arsitektur berkembang menjadi ketrampilan. Pada tahap ini lah terdapat proses uji coba, improvisasi, atau peniruan sehingga menjadi hasil yang sukses. Seorang arsitek saat itu bukanlah seorang figur penting, ia semata-mata melanjutkan tradisi. Arsitektur Vernakular lahir dari pendekatan yang demikian dan hingga kini masih dilakukan di banyak bagian dunia.
Permukiman manusia di masa lalu pada dasarnya bersifat rural. Kemudian timbullah surplus produksi, sehingga masyarakat rural berkembang menjadi masyarakat urban. Kompleksitasbangunan dan tipologinya pun meningkat. Teknologi pembangunan fasilitas umum seperti jalan dan jembatan pun berkembang. Tipologi bangunan baru seperti sekolah, rumah sakit, dan sarana rekreasi pun bermunculan. Arsitektur Religius tetap menjadi bagian penting di dalam masyarakat. Gaya-gaya arsitektur berkembang, dan karya tulis mengenai arsitektur mulai bermunculan. Karya-karya tulis tersebut menjadi kumpulan aturan (kanon) untuk diikuti khususnya dalam pembangunan arsitektur religius. Contoh kanon ini antara lain adalah karya-karya tulis oleh Vitruvius, atau Vaastu Shastra dari India purba. Di periode Klasik dan Abad Pertengahan Eropabangunan bukanlah hasil karya arsitek-arsitek individual, tetapi asosiasi profesi (guild) dibentuk oleh para artisan / ahli keterampilan bangunan untuk mengorganisasi proyek.
Pada masa Pencerahan, humaniora dan penekanan terhadap individual menjadi lebih penting daripada agama, dan menjadi awal yang baru dalam arsitektur. Pembangunan ditugaskan kepada arsitek-arsitek individual - MichaelangeloBrunelleschiLeonardo da Vinci - dan kultus individu pun dimulai. Namun pada saat itu, tidak ada pembagian tugas yang jelas antarasenimanarsitek, maupun insinyur atau bidang-bidang kerja lain yang berhubungan. Pada tahap ini, seorang seniman pun dapat merancang jembatan karena penghitungan struktur di dalamnya masih bersifat umum.
Bersamaan dengan penggabungan pengetahuan dari berbagai bidang ilmu (misalnya engineering), dan munculnya bahan-bahan bangunan baru serta teknologi, seorang arsitek menggeser fokusnya dari aspek teknis bangunan menuju ke estetika. Kemudian bermunculanlah "arsitek priyayi" yang biasanya berurusan dengan bouwheer (klien)kaya dan berkonsentrasi pada unsur visual dalam bentuk yang merujuk pada contoh-contoh historis. Pada abad ke-19, Ecole des Beaux Arts di Prancis melatih calon-calon arsitek menciptakan sketsa-sketsa dan gambar cantik tanpa menekankan konteksnya.
Sementara itu, Revolusi Industri membuka pintu untuk konsumsi umum, sehingga estetika menjadi ukuran yang dapat dicapai bahkan oleh kelas menengah. Dulunya produk-produk berornamen estetis terbatas dalam lingkup keterampilan yang mahal, menjadi terjangkau melalui produksi massal. Produk-produk sedemikian tidaklah memiliki keindahan dan kejujuran dalam ekspresi dari sebuah proses produksi.
Ketidakpuasan terhadap situasi sedemikian pada awal abad ke-20 melahirkan pemikiran-pemikiran yang mendasari Arsitektur Modern, antara lain, Deutscher Werkbund (dibentuk 1907) yang memproduksi obyek-obyek buatan mesin dengan kualitas yang lebih baik merupakan titik lahirnya profesi dalam bidang desain industri. Setelah itu, sekolah Bauhaus (dibentuk di Jerman tahun 1919) menolak masa lalu sejarah dan memilih melihat arsitektur sebagai sintesa seni, ketrampilan, dan teknologi.
Ketika Arsitektur Modern mulai dipraktikkan, ia adalah sebuah pergerakan garda depan dengan dasar moral, filosofis, dan estetis. Kebenaran dicari dengan menolak sejarah dan menoleh kepada fungsi yang melahirkan bentuk. Arsitek lantas menjadi figur penting dan dijuluki sebagai "master". Kemudian arsitektur modern masuk ke dalam lingkup produksi masal karena kesederhanaannya dan faktor ekonomi.
Namun, masyarakat umum merasakan adanya penurunan mutu dalam arsitektur modern pada tahun 1960-an, antara lain karena kekurangan makna, kemandulan, keburukan, keseragaman, serta dampak-dampak psikologisnya. Sebagian arsitek menjawabnya melalui Arsitektur Post-Modern dengan usaha membentuk arsitektur yang lebih dapat diterima umum pada tingkat visual, meski dengan mengorbankan kedalamannya. Robert Venturi berpendapat bahwa "gubuk berhias / decorated shed" (bangunan biasa yang interior-nya dirancang secara fungsional sementara eksterior-nya diberi hiasan) adalah lebih baik daripada sebuah "bebek / duck" (bangunan di mana baik bentuk dan fungsinya menjadi satu). Pendapat Venturi ini menjadi dasar pendekatan Arsitektur Post-Modern.
Sebagian arsitek lain (dan juga non-arsitek) menjawab dengan menunjukkan apa yang mereka pikir sebagai akar masalahnya. Mereka merasa bahwa arsitektur bukanlah perburuan filosofis atau estetis pribadi oleh perorangan, melainkan arsitektur haruslah mempertimbangkan kebutuhan manusia sehari-hari dan menggunakan teknologi untuk mencapai lingkungan yang dapat ditempati. Design Methodology Movement yang melibatkan orang-orang seperti Chris Jones atau Christopher Alexander mulai mencari proses yang lebih inklusif dalam perancangan, untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Peneilitian mendalam dalam berbagai bidang seperti perilaku, lingkungan, dan humaniora dilakukan untuk menjadi dasar proses perancangan.
Bersamaan dengan meningkatnya kompleksitas bangunan,arsitektur menjadi lebih multi-disiplin daripada sebelumnya. Arsitektur sekarang ini membutuhkan sekumpulan profesional dalam pengerjaannya. Inilah keadaan profesi arsitek sekarang ini. Namun demikian, arsitek individu masih disukai dan dicari dalam perancangan bangunan yang bermakna simbol budaya. Contohnya, sebuah museum senirupa menjadi lahan eksperimentasi gaya dekonstruktivis sekarang ini, namun esok hari mungkin sesuatu yang lain.

Kesimpulan

bangunan adalah produksi manusia yang paling kasat mata. Namun, kebanyakan bangunan masih dirancang oleh masyarakat sendiri atau tukang-tukang batu di negara-negara berkembang, atau melalui standar produksi di negara-negara maju. Arsitek tetaplah tersisih dalam produksi bangunan. Keahlian arsitek hanya dicari dalam pembangunan tipe bangunanyang rumit, atau bangunan yang memiliki makna budaya / politis yang penting. Dan inilah yang diterima oleh masyarakat umum sebagai arsitektur. Peran arsitek, meski senantiasa berubah, tidak pernah menjadi yang utama dan tidak pernah berdiri sendiri. Selalu akan ada dialog antara masyarakat dengan sang arsitek. Dan hasilnya adalah sebuah dialog yang dapat dijuluki sebagai arsitektur, sebagai sebuah produk dan sebuah disiplin ilmu.